Selamat Hari Raya Aidilfitri Mohon Maaf Zahir Batin kepada semua pengunjung blog ini...AFWAN MINKUM..

Friday, June 25, 2010

RaHbaR MeNyenTuh peRsaTuAn

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Rabu (23/6) pagi dalam pertemuan dengan sukarelawan Basiji Dewan Ilmiah Universiti dan Perguruan Tinggi dari seluruh penjuru negeri menjelaskan kondisi saat ini yang sangat daruri yang diwarnai dengan sikap pasif dan kebuntuan sistem arogansi dunia menghadapi gerakan Islam yang dibawa dalam bentuk Republik Islam Iran. Beliau mengatakan, "Hari ini, hal paling daruri bagi negara kita adalah persatuan dan kekompakan.


Ucapan, gerakan dan tulisan apapun yang menimbulkan perpecahan dan perselisihan di tengah masyarakat atau berujung kepada kezaliman terhadap orang lain, walaupun didasari oleh niat yang tulus, bertentangan dengan kepentingan negara dan pemerintahan Islam."

Rahbar menambahkan, "Menjaga persatuan dan kekompakan di tengah masyarakat dan menghindari segala bentuk perselisihan dan perpecahan adalah pandangan Pemimpin Revolusi untuk masa yang sangat penting ini." Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, "Nilai lebih revolusi Islam terletak pada kemampuannya menyingkirkan dinding-dinding semu yang memisahkan antara masyarakat dan mengubah negeri ini menjadi satu wilayah yang luas untuk semua rakyat Iran. Sekarang, ada sebagian kalangan yang ingin kembali membangun dinding-dinding pemisah yang tidak bisa dibenarkan ini." "Prinsip, landasan dan arah jalan sudah jelas dan terang. Siapa saja yang bergerak dalam lingkup prinsip dan landasan ini adalah bahagian dari komuniti pemerintahan Islam," tambah beliau.

Ayatollah al-Udzma Khamenei menyinggung aan penekanan beliau yang berulang kali tentang keperluan menghindari tindakan zalim terhadap orang lain, seraya menambahkan, "Salah satu tugas utama adalah menjaga kesucian hati dan perbuatan. Jangan sampai orang menzalimi orang lain secara tidak sah dengan sepatah kata, sepenggal tulisan atau satu tindakannya yang tidak benar."

Seraya mengingatkan kisah teladan Rasulullah Saw tentang penghormatan kepada hak orang lain bahkan mereka yang melakukan kesalahan dan dosa sekalipun, beliau mengatakan, "Kita harus bersikap objektif dan berlaku adil. Jangan sampai kita mengatakan sesuatu lebih dari faktanya." Rahbar menasihatkan, "Jangan beranggapan bahwa status sebagai mujahid, pejuang dan revolusioner boleh menjadi pembenar bagi seseorang untuk mengatakan apa saja yang dia maukan terkait orang lain yang dianggap berlevel lebih rendah dibanding dirinya."
Menyinggung adanya perbedaan yang wajar terkait keimanan dan haluan masing-masing orang, beliau mengungkapkan, "Meski ada perbezaan tingkat keimanan, di ranah kehidupan bersama, seiring dengan memerhatikan sisi keadilan dan objektifiti, persatuan dan kekompakan harus dijaga." Seraya mengingatkan bahwa masalah yang tidak boleh sampai terlupakan adalah tujuan, cita-cita dan indikasi utama revolusi, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, "Anti arogansi, resistensi secara tegas di hadapan gerakan kekafiran dan kemunafikan global, dan memisahkan diri secara transparant dan jelas dari kelompok kontra revolusi dan musuh agama, adalah indikasi utama revolusi."

Mengenai pemisahan diri secara jelas dari musuh revolusi, beliau menegaskan, "Jika orang tidak mau memperjelas garis batas antara dirinya dengan musuh revolusi Islam dan agama berarti dia telah mengecilkan harga dirinya dan jika cenderung kepada mereka berarti ia telah keluar dari sistem."

Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan kondisi saat ini yang sangat vital, seraya mengatakan, "Kondisi saat ini menjadi sensitif kerana kubu arogansi dunia telah kehilangan kendali dalam konfrontasinya melawan gerakan Islam yang terakumulasi secara benar pada Republik Islam Iran. Mereka sudah kehabisan akal dan mati langkah."
Menyinggung kebuntuan kubu arogansi dunia beliau mengatakan, "Ikatan yang dibuat oleh kubu arogansi untuk mengatasi masalah-masalah dunia khususnya kawasan Timur Tengah yang vital, sudah terputus. Masyarakat dunia sudah mengenal banyak trik propaganda dan kebohongan yang sejak dulu mereka mainkan."

Mengenai kebencian dunia terhadap Amerika Serikat (AS) dan rezim Zionis Israel, Rahbar mengungkapkan, "Hari ini, kebencian mendalam terhadap lobi-lobi zionis yang bercongkol kuat di AS semakin meluas, bahkan di tengah masyarakat AS sendiri. Meski rezim AS bersikap keras terhadap rakyatnya, bukti-bukti kemarahan umum ini semakin menonjol." Menurut beliau akar dari masalah dan kesulitan yang dihadapi saat ini oleh kubu arogansi adalah eksistensi dan kemunculan Republik Islam Iran. "Ini pulalah yang memicu permusuhan mereka dengan Republik Islam. Akan tetapi langkah tergesa-gesa mereka dalam membuat resolusi, pembesar-besaran berbagai hal secara tidak benar, sanksi dan gertakan untuk menyerang secara militer, semua itu menunjukkan bahwa kubu arogansi berada dalam posisi reaktif dalam menghadapi gerakan di dunia Islam yang besar dan kuat," tegas beliau.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan bahwa sabar menanggung kesulitan adalah kunci mencapai keberhasilan yang lebih besar. Beliau mengatakan, "Yang diperlukan universitas saat ini adalah kerja keras, usaha iimiah dan riset, usaha spiritual dan keimanan, menjadikan semangat jihad dan perjuangan sebagai motto bagi semua aktivitas keilmuan, partisipasi secara kontinyu dan tepat waktu, serta memperkuat kearifan di lingkungan kampus."
Seraya mengenang proses pembentukan kelompok Basij Dosen 12 tahun lalu yang kini telah menjelma menjadi gerakan yang besar, Rahbar menyebutnya sebagai sebuah anugerah bagi pemerintahan Islam seraya menambahkan, "Tentunya ini bukan berarti bahwa dosen-dosen yang mukmin dan revolusioner hanya mereka yang masuk dalam kelompok ini. Sebab, saat ini banyak sekali dosen Basij di kampus-kampus seluruh penjuru negeri yang punya peran dan pengaruh yang besar."

Beliau menyebut Basij sebagai gerakan yang tak ada duanya dalam tubuh revolusi Islam dan warisan berharga yang ditinggalkan oleh Imam Khomeini (ra). "Basij terbentuk sejak hari-hari pertama kemenangan revolusi dan sejak Imam Khomeini yang menaruh kepercayaan besar kepada rakyat, menarik mereka ke tengah medan. Berkat ini, rakyat punya rasa percaya diri," jelas beliau.

Basij, kata beliau lagi, adalah budaya dan hakikat yang menjadi sumber pancaran berkah yang berlimpah dalam pemerintahan Islam. Dengan kata lain, Basij adalah bala tentara tanpa warna dan tanpa klaim yang menyebar di seluruh penjuru negeri.
Seraya menjelaskan kembali bahwa medan aktivitas Basij tidak terbatas pada sisi militer saja, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, "Basij jangan dianggap sebagai korps militer. Basij adalah medan umum yang meliputi semua tempat, waktu, ruang dan lingkungan."
Lebih lanjut beliau menyinggung peran dosen, khususnya dosen yang mukmin dan revolusioner di lingkungan kampus. Seraya menyampaikan harapan pemerintahan Islam kepada para dosen, beliau mengungkapkan, "Dosen Basij punya kewajiban hadir tepat waktu dengan ketulusan dan semangat perjuangan, berpengaruh di lingkungan kampus, dan mendidik insan-insan ilmuan yang beriman setingkat Syahid Chamran."

Rahbar mengingatkan bahwa harapan dan tuntutan utama dari perguruan tinggi dan pusat keilmuan adalah kelanjutan gerakan ilmiah yang cepat di negara ini untuk bisa mencapai puncak keilmuan tinggi yang layak bagi bangsa dan sejarah Iran.

Beliau menyinggung laporan sebuah pusat keilmuan internasional tentang kecepatan proses ilmiah dan produksi ilmu di Iran, seraya mengatakan, "Dalam laporan ini disebutkan bahwa kecepatan proses keilmuan di Iran sebelas kali lebih besar dibanding rata-rata kemajuan ilmu di dunia. Ini menandakan bahwa negara ini bergerak maju di bidang keilmuan. Namun jangan sampai puas dengan keberhasilan yang ada. Harus ada agenda kerja dan usaha keras untuk mencapai puncak."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut keberadaan banyak dosen dan ilmuan yang beriman kepada Allah serta meyakini jihad di jalanNya dan demi tujuan Ilahiyah di Republik Islam Iran sebagai berkah dari perjuangan Imam Khomeini (ra) yang tak ada duanya di dunia. Beliau menambahkan, "Harapan pemerintahan Islam adalah harapan yang wajar di level dunia. Karena itu harapan untuk bisa meraih puncak keilmuan dan mencetak ilmuan seperti Syahid Chamran bukan harapan yang mustahil diwujudkan."

Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan bahwa pemerintahan Islam Iran menyerukan penghapusan sistem kuasa di dunia, penegakan keadilan universal, dan pemanfaatan ilmu dan sains untuk kenyamanan dan kesejahteraan umat manusia.

"Dengan tekad keimanan yang tinggi, yakin akan terwujudnya janji Ilahi tentang pertolongan untuk kaum mukminin, serta keberanian menyongsong syahadah dan tak gentar menghadapi kematian, bangsa dengan cita-cita agung seperti itu pasti akan menyaksikan cakrawala terang yang membentang di hadapannya," jelas beliau.

Di bagian lain pembicaraannya, beliau mengenang Syahid Mostafa Chamran dan menyebutnya sebagai insan yang mukmin, mujahid, pemberani, arif, ilmuan, jujur, seniman, ramah, khusyuk dalam bermunajat, mempunyai jiwa yang lembut, dan tidak peduli akan harta, nama dan pangkat duniawi. "Syahid Chamran adalah model yang sempurna bagi seorang dosen Basij, atau dengan kata lain beliau adalah perpaduan antara ilmu dan amal, tradisi dan reformasi, serta cinta dan logika," kata beliau lagi.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, "Yang diharapkan dari perguruan tinggi di Republik Islam adalah mencetak insan-insan seperti Syahid Chamran."
Beliau lebih lanjut menyebut usulan penamaan hari gugurnya Syahid Chamran menjadi hari Dosen Basij sebagai usulan yang bernas dan tepat.