Selamat Hari Raya Aidilfitri Mohon Maaf Zahir Batin kepada semua pengunjung blog ini...AFWAN MINKUM..

Thursday, December 4, 2008

Ajakan Penyatuan Oleh Ayatoallah Al-Udzma Wahid Khorasani


Ayatollah Al-Udzma Wahid Khorasani dalam sebuah fatwanya menyeru kepada para penganut madzhab Syiah untuk memperlakukan Ahlussunnah selayaknya sebagai saudaranya yang seiman.

Tersebarnya fatwa yang merupakan jawaban atas sebuah pertanyaan syar’i ini menunjukkan pandangan jauh beliau dalam menyingkap persoalan persatuan dan perpaduan di tengah umat Islam. Fatwa itu mengandungi satu tugas atau taklif yang wajib dilakukan oleh pengikut madzhab Ahlul Bait terhadap saudaranya yang seagama dari kalangan Ahlussunnah wal Jamaah.Di bawah ini adalah teks pertanyaan yang diajukan kepada Ayatollah Al-Udzma Wahid Khorasani dan disusuli pula dengan jawaban beliau.

Soal: Dengan Nama Allah. Kami adalah komuniti penganut madzhab Syiah dan tinggal di dalam lingkungan sebagian penduduknya dari kalangan Ahlussunnah. Mereka menganggap kami kafir dan mengatakan bahwa kaum Syiah adalah orang-orang kafir. Dalam situasi seperti ini, apakah kami dapat memperlakukan mereka seperti mana mereka memperlakukan kami, dan sebagaimana mereka menganggap kami kafir apakah kami juga boleh menganggap mereka kafir dan memperlakukan mereka selayaknya sebagai orang kafir?. Kami mohon penjelasan dari anda akan tugas syar’i atas kami dalam menghadapi serangan seperti ini.

Jawaban: Bismillahir Rahmanir Rahim. Siapa saja yang bersaksi akan keesaan Allah SWT dan bersaksi akan risalah kenabian Nabi Terakhir [Muhammad] SAW maka dia muslim. Jiwa, kehormatan dan hartanya terhormat dan harus dilindungi sama seperti jiwa, kehormatan dan harta orang yang mengikuti madzhab Ja’fari. Kewajiban syar’i kalian adalah berlaku baik dan penuh rasa hormat terhadap siapa saja yang mengucapkan dua kalimat syahadat, meskipun mereka menganggap kalian kafir. Jika mereka memperlakukan terhadap kalian dengan tidak sepatutnya, jangan sampai kalian menyimpang dari keadilan dan jalan yang lurus. Jika ada orang diantara mereka yang sakit, pergilah kalian menziarahi dan menjenguknya. Jika ada diantara mereka yang meninggal dunia ikutlah kalian dalam membantunya. Jika ada dari mereka yang memiliki hajat dan keperluan kepada kalian maka penuhilah hajatnya. Pasrahlah kalian kepada firmah Allah:« ولايجرمنكم شنئان قوم علي الاتعدلوا اعدلواهواقرب للتقوي »‘Jangan sampai keingkaran suatu kaum menjadikan kalian tidak berbuat adil. Berlaku adillah, [sebab] ia lebih dekat kepada ketaqwaan.’Laksanakanlah perintah Allah SWT:« ولاتقولوا لمن القي اليكم السلام لست مومنا »“Dan jangan sekali-kali kalian katakan kepada orang yang mengucapkan salam kepada kalian, ‘engkau bukan mukmin’.”Wassalamu ’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

Dari fatwa marji dan ulama besar Syiah ini ada beberapa isi penting, yang salah satunya dan yang terpenting adalah isyarat beliau kepada ajaran Al-Qur’an dan hadis yang menunjukkan semangat utama Islam. Dalam ajaran ini, masalah persatuan umat Islam sangat ditekankan, sekaligus juga diingatkan bahwa perpecahan dan perselisihan di antara umat hanya akan membuat mereka gagal, kalah dan terjebak dalam kesulitan.Isi penting kedua adalah bahwa fatwa ini menunjukkan kebijakan, kesadaran dan ketanggapan para ulama dan marji Syiah terhadap situasi dan kondisi umat Islam. Mereka menaruh perhatian yang besar kepada nasib umat Muslimin. Dalam menghadapi fitnah dan tipu daya musuh-musuh dunia yang secara luas berusaha menebar perselisihan, pertelingkahan dan perpecahan di antara umat Islam dan penganut berbagai madzhab Islam, para ulama ini menunjukkan sikap yang bertentangan dengan kemahuan musuh. Jawaban dan fatwa seperti ini ibarat air sejuk yang memadamkan api fitnah yang disemburkan oleh musuh-musuh umat Islam. Ayatollah Al-Udzma Wahid Khorasani melalui fatwanya telah menyingkirkan benih-benih perpecahan Syiah Sunni yang ditebarkan oleh musuh. Fatwa ini menunjukkan kesadaran dan sikap bijaksana dari beliau yang patut dihargai oleh kita semua. Dan memang demikianlah ulama dan peranan mereka di tengah umat.Isi penting ketiga dalam fatwa ini adalah pengumuman akan kesadaran itu secara terang dan jelas. Langkah ulama besar dan marji Syiah ini didasari oleh keberanian beliau yang seiring dengan ketaqwaan dalam membela kewujudan Islam dan umat Islam. Makna keberanian ini hanya bisa difahami oleh mereka yang menyaksikan dan menyadari dengan benar adanya fitnah dan tipu daya besar-besaran dari musuh Islam untuk memecah belahkan kaum muslimin. Dalam menjalankan agendanya, musuh didukung oleh segala macam sarana dan kemudahan yang dimilikinya. Konspirasi dan agenda jahat musuh ini dijalankan melalui dua cara sekaligus, yakni cara internel dan cara external. Di sini media masa dan kemudahan informasi moden memainkan peranan yang penting ditambah dengan berbagai tipu muslihat dan cara-cara yang baru. Semua itu dilakukan oleh musuh dengan memanfaatkan satu hal lagi, yaitu keterbelakangan dan ketertinggalan sebagian umat Islam yang tidak memahami dengan baik kandungan ajaran agama yang mereka anuti. Dengan adanya konspirasi tersebut, dunia Islam telah mengalami kerugian dan merasakan pukulan yang menyakitkan. Akan tetapi, sikap para pemimpin dan pemuka agama Islam yang menyingkap akan adanya fitnah musuh terhadap Islam dan kaum muslimin, sedikit sebanyak berhasil membela Islam dari menerima impaknya. Sikap positif, fatwa konstruktif dan imbauan yang menyedarkan dari para ulama dan marji akan mengagalkan semua konspirasi musuh.isi keempat yang bisa dipetik dari fatwa Ayatollah Al-Udzma Wahid Khorasani itu tadi adalah terbit dan tersiarnya soal dan jawab yang memuat fatwa itu tepat di saat sekelompok orang dari kaum Salafi (Wahhabi) membuat fatwa yang mengharamkan umat Islam menjual rumah dan tanah kepada Muslim Syiah. Fatwa-fatwa kaum ekstrim Wahhabi itu hanya menyenangkan pihak imperialis yang memusuhi Islam, sebab lewat fatwa-fatwa seperti itulah mereka dapat menjalankan agenda imperialisme dalam menebar perpecahan dan perselisihan di tengah umat Islam. Apalagi umat ini tengah menantikan pelaksanaan ibadah haji di tanah suci. Amat disayangkan, ada sebagian orang Islam yang menerima dan memegangi fatwa-fatwa berbau fitnah itu lalu menyebarkan slogan-slogan yang menghukumi Syiah sebagai kafir. Tindakan itu sengaja mereka lakukan untuk memancing reaksi dari para ulama Syiah. Sebab dengan adanya reaksi keras dari kubu Syiah, perpecahan antara dua kelompok besar Muslim, yakni Syiah dan Sunni, akan terwujud. Hal inilah yang diinginkan oleh kaum imperialis. Namun, tepat di masa-masa seperti ini, Ayatollah Al-Udzma Wahid Khorasani dalam fatwanya menyeru para penganut Syiah untuk merekatkan tali persaudaraan dengan Muslim Sunni, seraya mengajak semua pihak untuk meneladani semangat persaudaraan yang ada di tengah kaum muslimin di awal sejarah Islam. Sebab, memang itulah yang dipesankan oleh Al-Qur’an Al-Karim. Sikap dan fatwa ulama besar Syiah ini berperan besar dalam memadamkan api fitnah yang disulut oleh kelompok ekstrim Salafi.Poin terakhir yang dapat disimpulkan dari fatwa tersebut adalah pesan penting yang dibawa dan selalu didengungkan oleh revolusi Islam Iran. Imam Khomeini r.a yang memimpin revolusi agung Islam di Iran menaruh perhatian yang luar biasa kepada masalah persatuan umat Islam. Dalam banyak fatwanya yang berkenaan dengan berbagai masalah, Imam Khomeini menekankan soal persatuan Islam. Jalan dan sikap tersebut dilanjutkan oleh penerus beliau, Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei. Para marji dan ulama besar Syiah yang lain juga menekankan soal persatuan Islam dan dalam praktiknya mereka juga mengamalkan prinsip persatuan tersebut. Singkatnya, semua pihak bertanggungjawab untuk menyampaikan seruan persatuan Islam dan melangkah ke arah mewujudkan persatuan ini. [im/mt/taghrib]


dikutip dari

No comments: